Sunday, August 26, 2012

PHRI: Jangan "Jual" Bali Terlalu Murah

IP is over the quota
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Wisatawan mancanegara menikmati keindahan Pantai Dreamland, Desa Pecatu, Kabupaten Badung, Bali, Senin(30/8/2010).

BADUNG, KOMPAS.com — Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Badung Gusti Ngurah Rai Surya Wijaya mengharapkan para pelaku pariwisata jangan "menjual" akomodasi wisata di Bali terlalu murah.

Surya Wijaya di Badung, Minggu (19/8/2012), menilai, di tengah persaingan semakin ketat, justru sering terjadi perang harga tarif kamar hotel.

"Jika ada perang tarif terus-menerus, maka bisnis hotel tidak akan bertahan lama," ujarnya.

Menurutnya, kalau masih baru tidak masalah untuk melakukan promosi. Tetapi, lanjutnya, untuk jangka panjang, maka nilai kembalinya investasi (return of investment/ROI) sangat sulit dan tidak akan bagus karena merusak harga di pasaran.

Ia menyampaikan, untuk hotel baru, masa promosi hanya boleh dilakukan antara enam bulan sampai satu tahun saja. Jika berkelanjutan, maka akan terjadi perang harga.

"Jangan menjual Bali dengan harga yang sangat murah, tetapi bagaimana meningkatkan kualitas dan pelayanan sehingga tamu tidak melihat pada harga saja, melainkan pelayanan yang baik," katanya.

Sementara itu, berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, hingga Juni 2012 jumlah kamar di kabupaten Badung, dengan rincian jumlah hotel berbintang 98 unit dengan 16.360 kamar, hotel melati 642 unit dengan 19.248 kamar, pondok wisata 647 unit dengan 2.870 kamar, dan kondotel 18 unit dengan 2.328 kamar.

Dengan adanya penambahan sejumlah kamar, lanjut dia, pada Juli hingga Agustus 2012, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali diprediksi tidak meningkat tajam.

"Penyebab lainnya karena ada krisis ekonomi Eropa sehingga diharapkan harus ada kebijakan terhadap pengelolaan hotel yang lebih baik," ujar Surya Wijaya.

No comments:

Post a Comment