Saturday, August 25, 2012

Tur ke Masjid-masjid Kuno di Indonesia

AppId is over the quota
Kompas.com/Ni Luh Made Pertiwi F. "Masjid-masjid Kuno di Indonesia" karya Asti Kleinsteuber.

JAKARTA, KOMPAS.com - Masjid-masjid tua di Indonesia mencerminkan akulturasi berbagai budaya. Hal tersebut terlihat dari arsitektur masjid yang kena pengaruh arsitektur Hindu sampai nuansa kelenteng.

"Masjid-masjid apalagi di hari Lebaran, akan ramai dikunjungi. Ini bisa memajukan pariwisata. Masjid-masjid bukan berarti hanya bisa dikunjungi oleh orang Islam, seperti masjid di Eropa banyak dikunjungi non-Muslim," ungkap Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar saat memperkenalkan buku "Masjid-masjid Kuno di Indonesia" karya Asti Kleinsteuber di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Rabu (15/8/2012) lalu.

Asal saja, kata Sapta, pelancong yang berkunjung ke masjid mengikuti aturan-aturan tertentu seperti tidak masuk saat waktu bersembahyang, menggunakan baju yang pantas, dan tak beralaskan kaki. Ia menuturkan pihaknya akan membuat paket tur masjid-masjid tua.

Sementara itu, Asti Kleinsteuber sebagai penyusun buku "Masjid-masjid Kuno di Indonesia" yang diterbitkan dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris), menuturkan lewat buku tersebut ia ingin menampilkan representasi Islam di Indonesia ke mata dunia. Bahwa, lanjutnya, Islam di Indonesia berbeda dengan Islam di Timur Tengah.

"Ketika saya di luar negeri, orang asing bertanya pada saya, dipikir perkembangan Islam di Indonesia sama dengan di Middle East (Timur Tengah). Banyak yang tidak tahu bahwa kita berbeda. Kita punya sejarah yang amat panjang, kita ingin tampilkan dari segi heritage (warisan) dan budaya," kata Asti.

Dalam buku tersebut, Asti menampilkan 71 masjid tua dari berbagai daerah di Indonesia. Ia mengungkapkan masjid-masjid di pelosok sangat berbeda dengan bangunan masjid yang ada di kota-kota besar.

"Dalam perjalanan ini kami baru sadar bahwa Indonesia begitu beautiful (indah), banyak yang berbeda dari yang kita lihat di televisi yang penuh kerusuhan. Saat masuk ke lingkungan masjid, muncul perasaan aman dan nyaman," tutur Asti.

Ia mengungkapkan bukan saja bangunan masjid kuno yang menarik, namun juga tradisi yang dilakukan masyarakat setempat yang juga unik. Dari segi bangunan, lanjut Asti, masjid di Indonesia terpengaruh pada bangunan Jawa dan juga arsitektur China.

Buku "Masjid-masjid Kuno di Indonesia" merupakan buku ketiga dari Asti. Sebelumnya, ia telah menerbitkan buku mengenai "Istana-istana Kepresidenan di Indonesia" dan "Kelenteng-Kelenteng Kuno di Indonesia".

No comments:

Post a Comment